Tittle : My Secret Namja
Author : Marga Rieta
Length : Chaptered
Cast : Kim Jong in
Park Ri Rin (OC)
All Exo member
Genre :Romance, Friendship, Comedy,
School life, Divergence
Rating :
PG 13
Summery :“Ada seseorang yang belakangan ini mencuri
perhatian ku. Tiap kali aku melewati Coffee Shop itu dia akan selalu duduk di
tempat yang sama. Membaca buku dengan tenang di temani segelas kopi hangat.
Kesan dewasa dan tenang yang ada dalam dirinya membuat ku hanyut ketika pertama
kali menatap nya”
-
-
-
Ceritanya sendiri adaptasi dari salah
satu komik karya Aka Nakahara, tapi ga sepenuhnya story line atau plotnya sama
kaya tuh komik sih. Bakalan fanon lah apalagi sang main cast, sangking
nge fanonnya nih yah author ga nanggung kalo reader ada yang pingsan hahaha*author kebanyakan bacot -____-
.:NO SIDER..NO PLAGIATOR..NO COPAS..NO BASHING :.
”Ige
Mwoya?” gerutu seoang Yeoja
memandang papan tulis kapur kelasnya.
Dipandanginya lekat papan tulis
bergambarkan dirinya bergandengan dengan seorang Namja, membuat semburat merah dipipinya makin terlihat jelas
“Whoo~
Daebak!”
“Suiit.
. . Suiit mesranya”
Terdengar lontaran – lontaran riuh kaum Namja yang memang terkenal suka
menjahili para Yeoja di kelasnya. Membuatnya hanya bisa menahan
rasa malunya.
“Ya
Park Ri Rin, jinjja! Kecil – kecil kau
berani juga” Seru namja berpostur tinggi dengan senyuman aneh yang memamerkan
gigi – gigi putihnya, di sampingnya berdiri Namja lain berkulit putih susu dan
bertubuh mungil yang terus saja tawa terbahak – bahak mendengar lelucon
sahabatnya.
“Hyaa~
Chanyeolie, Ini tidak ada hubungan nya dengan kecil atau tidak”
“Geurigo.
. . Byunie berhentilah menertawaiku sekencang itu oh!! Dasar Kkeopsong~” sahut Ri Rin mengerucutkan
bibirnya.
Ri Rin yakin wajahnya pasti sangat merah
karena terus di pojokkan teman – temannya.
Diraihnya penghapus papan tulis dari
tangan Kyung Soo, yang terlihat masih serius dan sesekali ikut tertawa memperhatikan
hasil karyanya yg bertengger di papan tulis depan kelas.
“Yaah di hapus Ri Rin” ujar Kris yang
menemani Namja kecil itu.
Sedikit ada perasaan tak tega di hati Ri
Rin saat Namja kecil itu menatap gambar yang telah dihapusnya bersih dengan
tatapan sendu. Kyung Soo dan Kris memang sangat suka menggambar, sebenarnya
Kris lebih ke-suka menghancurkan gambar -_-.
Namun. meski tak tega dengan salah satu
anak Innocent di kelasnya, tetap saja
dia tak ada pilihan lain. Dia tidak ingin terus menjadi bulan – bulanan teman –
teman sekelasnya yang kekanak – kanakan
itu.
“Enak yah punya Namja Chingu yang lebih tua dan sekeren itu”
“Hyaa~
Jinjja~~ kau membuat ku iri Rin~ah”
keluh Minah.
“Mwo?
Namja Chingu? Aniya Minah-ya”
elak Ri Rin dengan mengibas – ngibaskan tangannya di antara wajah mereka
berdua. Berusaha bersembunyi dari tatapan intens Minah yang menyelidik mencari
jawaban, sebisanya menyembunyikan rona
merah yang merekah di wajahnya.
“Pacaran kan? Dari Kemarin”
Pernyataan Chorong yang tiba – tiba
muncul dari belakang punggungnya sukses membuat Ri Rin tak mampu lagi mengelak,
tapi juga tidak mampu untuk membenarkan. ‘SkakMat’
Ri Rin hanya bisa menelan ludah.
Temannya yang satu itu memang selalu mampu membuatnya tercengang dengan ucapan Frontal nya.
“Kalian puas” desah Ri Rin Pasrah dengan
wajah murung yang dibuat – buat.
“Huh. . . Dasar” cibir Minah dan Chorong
hampir serentak.
***
Ri Rin melayangkan pandangan ke seluruh
penjuru kamar kecilnya. Kasur ukuran Queen
di sudut kamar kecil itu, seperti berganti fungsi menjadi tempat penyimpanan baju
yang telah silih berganti dipaskan olehnya.
“Yah cukup berantakan” gumamnya.
Akan selalu seperti ini jika telah
pulang sekolah. Dia akan selalu sibuk mempersiapkan diri untuk sekedar mencari
perhatian sang Namja pujaan hati.
Hingga akhirnya dapat melangkah dengan percaya diri menuju sebuah Coffee Shop yang tidak jauh dari rumah nya.
‘Ada
seseorang yang belakangan ini mencuri perhatian ku. Tiap kali aku melewati
Coffee Shop itu dia akan selalu duduk di tempat yang sama. Membaca buku dengan
tenang di temani segelas kopi hangat. Kesan dewasa dan tenang yang ada dalam
dirinya membuat ku hanyut ketika pertama kali menatap nya’
Sempat melakukan riset sendiri tentang
sang Namja dan akhirnya mendapat
informasi dari paman pemilik Coffee Shop
tempatnya sering berada. Namanya Kim Jong In, Mahasiswa berumur 20 tahun. Terpaut
lebih tua 2 tahun dari Ri Rin yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA.
Plan nama EXO Coffee Shop yang bertengger di depan pintu masuk, membuat Yeoja bertubuh mungil itu terbangun dari
lamunannya. Sontak mengalihkan pandangannya ke sebuah jendela kaca berukuran
besar yang menampakkan siluet seorang Namja, seseorang yang selama ini dia kagumi.
Seolah tersihir olehya entah sejak kapan
Yeoja itu menempelkan wajahnya tepat
di kaca jendela yang menjadi penghalang diantara mereka. Wajah nya tercetak
jelas, tanpa perantara menempel di kaca jendela menampakkan jidat, kedua pipi
ditambah hidungnya yang tercetak lengket. Aneh, benar – benar aneh, kalian tau
kan pose ini?
Tak ingin rasanya membuang sedikit pun
waktu selain untuk memandang setiap inchi wajah Kim Jong In. Membuatnya tak
perduli akan sekitar, tak menggubris pandangan aneh yang dilontarkan orang –
orang padanya. Itu lah Park Ri Rin gadis cantik yang memiliki kepribadian 4D.
TOK TOK TOK
Ri Rin berhasil membuat Jong In
menyadari keberadaan nya, membuat Yeoja itu terlihat sangat senang, senyumnya mengembang, menambah
sipit mata kecilnya.
Sangat menikmati moment ini, bola mata
itu memandang lurus menatap wajah Namja yang sedang minikmati aroma kopi
miliknya. Duduk satu meja dengan Kim Jong in, membuat otaknya seolah membeku,
berbanding tebalik dengan tubuhnya yang memanas karena sibuk mengatur detakan
jantungnya yang memompa cepat. Tapi anehnya dia justru suka sensasi itu.
“Tanpa gula?”
Hanya terdengar gumaman pelan mengiyakan
dari Namja di hadapanya.
“Pahit?”
“Aniya”
“Wooah,
Daebak” suara Ri Rin seakan bergetar
Namja dihadapan nya
benar – benar sukses membuat nya kagum karena sebuah ‘Black Coffee’. Di pandangnya cangkir kopi yang baru saja di
letakkan Jong In dengan wajah tak percaya ditambah mulut nya yang terbuka dan
mata kecilnya yang membulat menambah kesan syok
yang menghiasi wajah cantiknya.
Ri Rin hanya bisa menelan ludahnya
kasar, tak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika kopi pahit itu menyentuh
tenggorokannya, akan sangat mengerikan. Bahkan saat Ri Rin berada di tempat
yang notabenenya adalah sebuah Coffee
Shop, dia malah akan selalu memesan menu special baginya yaitu Orange Juz -_-
Dia memang tidak menyukai kopi,
alasannya sering mampir ke Coffee Shop itu memanglah hanya untuk
bertemu atau sekedar melihat Jong In-modus-
‘Kemarin
aku memberanikan diri menyatakan cinta padanya’
Flashback
Ri Rin merasakan pintu dibelakangnya
terbuka dan berbalik dengan cepat. Namja berpostur tubuh tinggi setidaknya
hampir mencapai 180 cm, dengan kulit yang kecoklatan menambah kesan seksi dalam
dirinya kini sedang memandangnya lurus.
‘Apa
ini? Seperti Popcorn yang melutup –
letup, Jantungku rasanya ingin meledak. haha’ Desis Ri Rin dalam hati.
“Chogiyo”
Belum sempat Jong In memalingkan
wajahnya, kembali Ri Rin membuat mata mereka saling bertemu.
“At first sight, 31th January 2014 the
day we met––Choahaeyo, kalau bersedia
pacaranlah denganku” ungkapnya.
Ri Rin terpaku mendengar ucapannya
sendiri yang entah mendapat kekuatan dari mana mampu mengatakan hal sekompleks
itu dengan IQnya yang ia pikir tak
sampai 2 digit. Ada sedikit rasa bangga dalam hatinya mengingat IQ nya saja tak mampu membantunya
mengingat dengan baik perkalian 4 -_-
‘Tapi
bukankah ini tidak ada hubungannya dengan IQ’ pikirnya
‘ini
masalah ‘Hati’ bukan?’
Ri Rin menatap mata coklat itu lekat
mencoba mencari jawaban di dalam sana. Sedetik kemudian dia mendengar sebuah
kata yang diyakininya akan memberi banyak perubahan bagi hidupnya.
“Boleh”
“Mwo?
Jinjjayo?” ulang Ri Rin tak percaya
balik bertanya.
“Umm” Jawab Namja itu dengan gumaman pelan.
Flashback
End
”Hei”
Suara berat Jong In membangunkan Ri Rin
dari lamunannya, membuat nya kembali dari bawah sadarnya menuju alam nyata yang
menurutnya bahkan jauh lebih indah dari sebuah mimpi. Hanya dengan mendengar
suara Namja itu memanggilnya saja sudah membuatnya seperti dilambungkan tinggi
ke angkasa.
“Ne,
Waeyo Oppa?” sahut Ri Rin antusias dengan mata berbinar menatap Namja di hadapannya.
Dengan tatapan menggemaskan menunggu
sebuah kalimat yang bersumber dari mulut Kin Jong In kekasihnya.
“Namamu pun, Aku belum. . .”
“Oh!? Aku belum memperkenalkan diri ya?”
Potong Ri Rin menerka tak sabar.
Jong In menatapnya seolah berisyarat mengiyakan.
“Park Ri Rin Imnida, 16 tahun. Hingga Mei nanti masih resmi sebagai siswi di Chungdam High School. Selain itu makanan
kesukaan ku. . .”
“kau SMA?”
Belum sempat menyelesaikan ucapannya,
cerita panjang lebar Ri Rin terhenti, yang mengharuskannya untuk menjawab
pertanyaan singkat Jong In terlebih dahulu.
“Ne”
jawab Ri Rin sedikit heran melihat ekspresi Jong In yang seolah terkejut
mendengar ucapanya itu.
“Kenapa ?” tanya Ri Rin menyelidik.
“Ani,
Aku hanya sedikit kaget. Kupikir kita seusia. Aku jadi bigung harus memanggil
mu apa”
“Mwo?”
Sempat diam beberapa detik memandang
namja di depan matanya dengan wajah serius, dan sedetik kemudian tatapan serius
sebelumnya kini telah berganti sebuah senyuman manja
“Oppa~~, kau bisa
memanggilku Chagi” balas Ri Rin
bangga
Tanpa di sadarinya beberapa pengunjung
saat ini telah memperhatikan tingkah aneh nya yang keterlaluan manja ditambah
dengan wajah aegyonya, tapi cukup menggemaskan bahkan mampu membuat siapapun
yang melihat akan mengguratkan sebuah senyuman.
“Geurigo.
. .Apa aku kelihatan seperti orang dewasa?”
“Kau orang yang aneh yah” ujar Jong In
menanggapi.
Bibir Jong In tertarik membentuk sebuah
senyuman kecil yang tanpa didasarinya
dapat membuat seluruh wanita yang melihatnya jatuh pingsan tak terkecuali yeoja
di hadapannya. Ri Rin hanya bisa mengalihkan pandangannya dengan menyeruput Orange Juznya, tidak tanggung – tanggung
Yeoja 4D itu melempar sedotan nya
sembarang dan langsung menyeruput minumannya melalui gelas yang bersentuhan
langsung dengan bibirnya.
“Aneh?”
Tanya RiRin setelah berhasil lepas dari buaian Smirk Kim Jong In dan berhasil
menghabiskan segelas besar Orange Juz
di hadapannya.
Menunjukkan antusiasme nya, menunggu
jawaban dari Sang Namja, menatapnya
intens dengan manik matanya. Hingga akhirnya kembali terdengar gumaman pelan
dari Jong In.
“Setiap hari kau selalu saja mondar –
mandir di depan Coffee Shop. . . iya
kan? Kupikir kau orang yang an. . .”
Merasa tak mendapat tanggapan, Jong In
melambai kan tangan nya seolah ingin menyadarkan Ri Rin dari lamunannya.
“Hei, apa kau mendengar ku? ”
Bukannya tidak mendapat respon dari Yeoja yang sudah merebut hatinya, Yeoja itu justru sedang tenggelam menikmati
setiap inci wajahnya dari dekat. Menikmati moment dimana Namja yang menurut Ri
Rin ternyata nya akan semakin ‘Keren’ ketika sedang berbicara, sungguh berbeda dengan teman –
teman sekelasnya yang kekanak – kanakan.
***
”Gomawoyo
Ahjussi” Ujar keduanya seraya melangkahkan kaki meningalkan Coffee Shop bergaya klasik itu.
Sang pemilik hanya menyunggingkan sebuah
senyum mengiringi kepergian mereka. Sempat terbesit di pikiran Ri Rin senyuman
paman pemilik Coffee Shop itu seperti
tipikal senyum misterius Monalisa, sebuah
lukisan terkenal karya seorang pelukis yang ia pikir bernama Picasso -_-
Entah bagaimana caranya paman berumur
setengah baya berambut gondrong dengan kumis hitam tebal di tambah style
pakaian bergaya Indibridal bisa
memiliki senyuman seperti Monalisa yang seorang
gadis perawan cantik -_-
“Chogiyo”
Jong In berbalik mendengar suara Yeoja itu memanggilnya, kembali
berhadapan dengan Park Ri Rin yang sedikit mulai memberi sensasi aneh padanya
ketika melihat senyuman Yeoja itu.
Jong In memandang lurus Yeoja di
hadapannya, menunggu sebuah kalimat yang akan keluar dari bibir manisnya.
“Besok apa juga akan datang kesini?”
“Ya mungkin” Jawab Namja itu singkat
Sekali lagi suasana canggung itu
menghampiri, membuat keduanya saling
terenyuh dalam pandangan satu sama lain.
“Apa benar – benar mau pacaran dengan
ku?”
Kembali Jantung Ri Rin dibuat seperti
berhenti berdetak oleh Kim Jong In, membuatnya hanya mampu berdiri kaku,
menimbang – nimbang maksud perkataan dari Namja yang sedang berdiri di
hadapannya. Seketika wajahnya memurung, awan – awan gelap seperti sedang
berkumpul diatas kepalanya
“Memangnya. . . apa tidak boleh” lirih
Ri Rin
“Eh? Bukannya tidak boleh, tapi aku. .
.”
Belum sempat menyelesaikan ucapan nya
kembali Ri Rin membuka mulut menyela ucapan Jong In yang sedikit banyak
mengagetkan Namja di hadapanya itu.
“Hya~~
jangan mengagetkan ku Oppa!
Syukurlah” Ujar Ri Rin setengah berteriak sembari mengelus dadanya lega, tak
sadar teriakannya lah yang justru membuat Jong In yang berbalik terkejut.
Kembali Ri Rin memancarkan kecerian yang
mendebarkan hati Jong In mengganti kelam yang sedetik sebelumnya menyelimuti
wajah Yeoja manis itu. Sungguh sesuatu yang merumitkan hati kecil Kim Jong In.
“Geurigo,
Aku besok juga akan datang lagi Oppa,
Nde!” seru Ri Rin bersemangat dengan Eye
Smile yang menghiasi wajah manisnya. ‘Bahagia’ itulah yang terpancar. Jong
In terpaku memandang punggung Yeoja itu hingga siluetnya perlahan menghilang
terhanyut dalam pikiranya. Bisa menyukai seseorang adalah hal yang sangat
membahagiakan.
***
“Ri Rin-ah jebal!!”
“A~ni”
“Jebalyo~~”
celoteh Chorong beraegyo.
“Aniyo” balas Ri Rin
santai sembari mengotak – atik laptop di hadapannya, menulis fanfiction itu
salah satu hal yang setidak nya bisa dengan baik dia lakukan.
“Hyaa~
Park Ri Rin” teriak Chorong.
“Benar – benar merusak imajinasiku” Ucap
Ri Rin singkat sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menyandarkan
punggungnya di kursi menampakan wajah datarnya.
“Aku pikir kita sahabat” tambah Minah dengan
wajah yang dibuatnya semurung mungkin.
Ri Rin memicingkan mata memandang kedua
sahabatnya yang sedari tadi masih terus membujuknya.
“Kencang bareng, Ne?”
Kali ini Minah mengeluarkan Puppy Eyes
andalanya.
“Dasar. . .” Desis Ri Rin seraya
menghela nafas panjang.
Tak tega melihat sahabatnya yang terus
memohon di tambah Aegyo – aegyo
mereka yang lebih ke memusingkan nya. Bukanya apa jika melihat sahabatnya beraegyo malah membuatnya juga ingin ikut
beraegyo ini yang membuatnya justru
tak tahan.
“Habisnya, kesempatan kenalan dengan
mahasiswa jarang adakan? Jong In kami yakin bisa membantu” kilah Chorong
Ucapan Chorong mungkin saja ada benarnya. Ri Rin bahkan tak
menyangka bisa seberuntung ini bertemu dengan Kim Jong In. Akan sangat
menyenangkan pikirnya jika mereka bisa merasakan hal yang sama. Berbagi
kesenangan bersama sahabat – sahabatnya.
“Ne. . Ara~ Akan ku coba”
“Teman – Teman Jong In pasti keren –
keren yah!”
Dengan senyuman tulus dan saling
memandang satu sama lain mereka mengakhiri perdebatan, seolah mengerti pikiran
satu sama lain.
***
Yeoja bertubuh mungil
itu sendiri merasa sulit mendiskripsikan bagaimana rasa bahagia yang
dirasakannya sekarang. Bahkan tanpa dia sadari senandung lagu dari mulutnya
kini mulai menemani langkah kecil kakinya. Hanya membayangkan wajah Jong In
yang mamandang nya pun sudah membuat Ri Rin sangat senang.
Langkah Ri Rin terhenti dilihatnya
siluet seorang Namja yang sangat dia
kenal. Keluar dari balik pintu sebuah toserba, toserba yang tak jauh dari
sekolah nya. Terbesit dalam pikiranya, Bagaimana Jong In bisa berada di kawasan
itu? Tapi Ri Rin yakin itu dirinya, Kim Jong In.
Walaupun IQ nya rendah dan ingatannya soal pelajaran sangat buruk, tapi dia
tidak mungkin akan melupakan wajah orang yang di cintainya. Mempercepat langkah
kaki kecilnya hingga semakin mendekati Namja
idamannya, dan benar saja dia melihat wajah itu, wajah yang selalu membayangi
tiap mimpi dan nyatanya.
“JONG I . . .”
Sahutan Ri Rin terhenti sebelum sempat
menyelesaikan kalimatnya. Tubuh Ri Rin menegang serasa di berondong ratusan
peluru yang menghujam kepalanya. Hanya berjarak beberapa kaki lagi dari Jong In,
hanya berjarak beberapa inchi lagi tangan itu bisa meraihnya.
“Ige.
. . Ige Mwoya?”
“Kim Jong In ku, memakai seragam?”
Ri Rin mencoba untuk tenang, menenangkan
segala kemelut yang ada dipikirannya perlahan. Wajahnya terlihat memucat, focus
pandangannya tak terarah bersama hilangnya punggung Namja itu dibalik kerumunan.
“Di dunia ini ada juga orang yang benar
– benar mirip yah?’ Ujar Ri Rin seraya menertawai dirinya sendiri yang sepenuhnya
masih berdiri mematung. Digaruknya kasar kepalanya yang tak gatal, sembari
melanjutkan langkahnya.
“Mana mungkin Jong In menggunakan
seragam. . se. . seragam Sekolah. . .Dasar”
***
Ri Rin mempercepat langkah kakinya,
bahkan tak terpikir olehnya pulang kerumah untuk sekedar berganti seram SMAnya
terlebih dahulu. Yang ada di pikirannya saat ini hanya lah tentang Kim Jong In
ber seragam SD yang harus dia luruskan.
Setibanya di EXO Coffee Shop, satu – satu nya Namja yang menjadi pusat perhatiannya
kini sedang duduk santai menikmati secangkir kopi yang sudah bisa dia tebak ‘Black Coffee’. Mengenakan raglan merah Maroon yang sangat pas untuk kulitnya.
“Apa kau punya adik?”
Pertanyaan Ri Rin seakan memecah focus
Namja itu pada kopi yang sedang dinikmatinya, membuatnya tersadar akan
kedatangan Yeoja yang sebenarnya cukup dinanti olehnya.
‘Punya adik? Aku?’
“Ne”
Ucap Ri Rin singkat memandang intenst namja itu seolah menuntut jawaban dengan
ekspresi tak sabaran.
“Aniya”
Jawaban Jong In seketika membuat otak Ri
Rin memanas, mencoba bekerja lebih keras untuk mengolah atau merekontruksi
kejadian sebelumnya di depan toserba.
“Ahh. . Begitu yah? Jadi yang tadi. . .”
-
-
-
-
-
-
TBC
Cukup sampai disini dulu ding, dapat
fell ga? Bisa bayangin Kai pakai baju SD merah putih gitu ga’?
-_____-*authorsarap* Bisa nebak
kelanjutanya? Haha tungguin lanjutan nya aja deh. Jujur rada bingung sih mau
naro TBC nya dimana, moga ga’ ngambang yah amin