Thursday, July 3, 2014

My Secret Namja Chapter 3

oleh Unknown pada 10:48 PM




Tittle                : My Secret Namja
Author             : Marga Rieta
Length             : Chaptered
Cast                 : Kim Jong in
                          Park Ri Rin (OC)
                          All Exo member
Genre              : Romance, Friendship, Comedy, School life, Divergence
Rating             : PG 13
Summery     : “Lagi pula selama ini aku sering mendapati, orang yang meski lebih muda tapi sifatnya sangat dewasa, sedangkan yang lebih tua juga ada yang sifatnya seperti anak – anak
–––Menurutku usia tidak selalu ada hubungannya”


Kembali lagi dengan Kaibaek ff –ralat- castnya disini masih Kai a.k.a Kim Jong In, setelah lama hiatus paska praktikum hingga akhirnya UAS dan sekarang libur akhir semester here we go~~ yang belum baca My Secret Namja Chapter 1 dan Chapter 2 silahkan baca dulu, singkatnya ini ngelanjutin ff yang kemaren baru post yg Kai-nya –ehem- anak SD. Gimana kelanjutan cinta mereka setelah ketahuan? Langsung aja deh cekidot!

.:NO SIDER..NO PLAGIATOR..NO COPAS..NO BASHING :.

Author Pov

“Putus . . .?”

“Apa sebaiknya kita putus saja?”

Hanya suara lirih Ri Rin yang bisa terdengar. Keduanya saat ini tidak seperti sedang menunggu sebuah jawaban, melainkan seperti menunggu sebuah eksekusi mati. Ri Rin terus menundukan kepala dalam mencari – cari apa sebenarnya yang terjadi di dalam hati kecilnya. Kim Jong In benar – benar berhasil membuatnya bimbang. Dia hanya bisa menarik nafas panjang seolah merasa kekurangan oksigen, Secara tidak langsung saat ini Jong In menghadapkan nya pada sebuah pilihan.

Putus? Ia benar ––– aku menyukai Kim Jong In yang lebih tua dariku dan seorang mahasiswa, bukan Kim Jong In yang anak SD’

‘Aku bukan Phedophilia ataupun Cougar kan ’

Masih dalam keadaan berfikir perlahan Ri Rin mengangkat wajahnya sejajar dengan Jong In, membuat manik mata mereka saling mengunci ‘Memang bukan, tapi . . .’

“Aku tidak bisa putus dari mu!” seru Ri Rin menahan isakan.

Kata – kata yang awalnya hanya diucapkannya dalam hatinya kini melesat keluar dari mulutnya. Membuat Namja di hadapanya hanya terdiam sembari menatapnya penuh tanya beruntung Coffee Shop sedang sepi karena belum jam makan siang.

“Aku tidak bisa, jika sampai orang yang sangat kusukai lalu tiba – tiba harus kubenc. iAku tidak menyatakan cinta dengan perasaan segampang itu” lanjut Ri Rin

Tangan Jong In terulur menyentuh gagang cangkir dan mengarahkan cangkir penuh kepulan asap kopi itu ke mulutnya dengan mata menatap Ri Rin instens “Noona, benar – benar orang yang aneh” jelasnya singkat.

“Anak SD minum kopi pahitlah yang lebih aneh” timpal Ri Rin.

“Aku tidak suka manis”

Ri Rin membelalakkan mata sipitnya, menarik sebuah kesimpulan anak SD yang sedang duduk di hadapannya ini benar – benar tidak seperti anak kecil pada umumnya.

“Hari minggu nanti, ada yang ingin kudatangi. Mau kesana?”

Kata – kata yang keluar dari mulut Jong In membuat Yeoja di hadapannya tersentak sempat menimbang maksud perkataanya dan berhasil menarik sebuah kesimpulan. Tapi diurungkannya niat untuk ke ge-eran memilih untuk mengajukan sebuah pertanyaan untuk memastikannya terlebih dahulu.

“Itu maksudnya kencan?”

Ne, tapi kalau kau memang tidak mau tak a. . .”

“Mau! Aku mau, aku akan pergi, benar – benar akan pergi” potong Ri Rin tak sabar.

Hyaa~ Noona dengar dulu” cegah Jong In merasa ucapannya terpotong.

“ASIK!!” Sorak Ri Rin kegirangan sorotan mata Ri Rin menajam ditambah tangan yang mengepal menambah kesan serius yang kali ini berhasil seperti tidak di buat – buat.

Sekarang aku akan mencoba untuk lebih mengenal Jong In, memikirkan ini – itu setelahnya pun harusnya belum terlambat!” tandas Ri Rin dalam hati

***

“Ya, ya~ Tiket bernomor untuk membeli Momo Card Chobi Stadium III akan mulai dibagikan pukul 10, sampai waktunya tiba harap tidak mengganggu lalu lintas”

Terdengar riuh – riuh yang sedikit asing bagi Ri Rin, dia hanya mengedip – ngedipkan mata  dengan wajah bodohnya memandang sekeliling berdecak kagum. Sebenarnya tidak banyak hal yang special dari kawasan pertokoan itu, bedanya saat ini begitu banyak anak – anak yang sebaya dengan Jong In sedang berkerumunralatkita lupakan soal sebaya mungkin lebih ke seumuran mengingat postur badan Jong In yang membuatnya terlihat jauh berbeda di antara mereka.

Momo Card Chobi Stadium III itu apa?”

Game ––– Cuma edisi pertama yang ada kartunya”

“Seperti yang kau beli waktu itu?”

Ne, kalau tidak antri bisa kehabisan” jawab Jong In dengan tangan yang masih sibuk mengotak – atik PSP dengan tatapan focus.

Jong In tersadar sedari tadi Ri Rin memperhatikan layar PSP yang dimainkannya.

“Mau coba?” tawar Jong In sembari mengalihkan pandangannya mencari sosok Ri Rin disampingnya.

“Tidak usah,  aku lihat saja”

Jong In sedikit memperkecil jarak diantara mereka, menambah jelas games yang dimainkan Jong In  pada layar PSPnya.

“Ini juga dari Stadium itu”

“Yang ini lain lagi”

“Mahir yah! aku tidak mengerti tapi kupikir kau menangkan?” Tanya Ri Rin yang dibalas gumaman pelan dari Jong In.

Hwoo~ kyopta” decak Ri Rin kagum megarahkan telunjuknya ke salah satu karakter yang tergambar pada layar PSP Jong In, di temani tawa khas yang menunjukan Eye Smilenya

Tawa Jong In meledak “Haha itu musuh Noona

Ri Rin tercengang, bibirnya perlahan tertarik mengguratkan sebuah senyuman “Ini pertama kalinya aku melihat mu tertawa” ucapnya tenang.

Wajah Jong In memerah “Aku cukup sering tertawa–––terkadang” kilah Jong In tanpa berani memandang wajah Yeoja di sampingnya,

Ri Rin Pov

‘Ini pertama kalinya aku melihat mu tertawa’ kataku hati –hati. Sangat menyenangkan melihat tingkah lucunya yang membuang pandangan dari ku. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus kurasa “Neomu kyopta!!”

‘Aku cukup sering tertawa–––terkadang’ ungkapnya tanpa melihat kearahku.

Entah apa lagi yang terjadi dengan otak ku yang membuat pemikiranku kurang waras ekspresi nya yang sekarang terlihat jutaan kali lebih keren dari biasanya.

Chakaman! Apa barusan aku deg degan’

‘Dengan anak SD? –––Eh, sebenarnya selama ini juga anakSD–––’

‘Otokheyo~~ Ada apa aku ini? Andwee~~’

‘Aku gawat ~~~!’

***

Author Pov

Keduanya melangkahkan kaki meninggalkan kerumunan, Ri Rin berjalan terhuyung mengikuti langkah panjang Jong In di sampingnya. Jelas saja dia kelelahan menunggu antrian panjang mereka.

“Syukur ya akhirnya bisa membeli game itu” sahut Ri Rin

Ne

Perhatian Jong In teralih mendapati Ri Rin yang sedang menghela napas panjang.

“Apa Noona lapar?”

“Ah, Nde. Aku ingin makan, ayo dimana?” respon Ri Rin antusias

***

Setibanya Jong In duduk disamping Ri Rin, keduanya berada di pemberhentian bus yang tak jauh dari tempat mereka sebelumnya

“Tinggal 50 won, aku hanya bisa memberi mu Daebokki ini” ujar Jong In sambil menyerahkan kantong makanan yang masih terasa hangat saat menyentuh tangan Ri Rin.

“Karena beli game tadi yah, Gwaenchana–––Padahal kan aku juga sudah bilang ingin mentraktirmu”

Aniyo~, yang seperti ini harus Namja yang mentraktir”

“Hehe, Jong In-ah, Gwaenchana. Kau tidak perlu memaksakan diri, Nde?” lontar Ri Rin dengan tawa kecil kecilnya.

Noona, Minhaeyo

 “Ne?” ungkap Ri Rin reflex balik bertanya.

Jong In mengangkat wajahnya, matanya menatap lurus kedepan “Aku tidak begitu mengerti soal kencan, yang terpikir hanya hal – hal yang biasanya kulakukan bersama teman ––– Membosankan yah?”

“Jong In-ah aniya” potong Ri Rin cepat.

“Yang menakutkan itu kalau masih SD tapi sudah terbiasa” tegas nya.

Matanya memandang wajah Jong In memperhatikan perubahan raut maupun ekspresi datar yang sebelumnya menghiasi wajah tampannnya yang entah tiap hari semaki tampan saja pikirnya.

Ri Rin mengikuti arah pandangan Jong In “Jong In-ah ,jadi kenapa mau pacaran denganku?”

Jong In memalingkan wajahnya menatap Ri Rin yang masih menatap lurus kedepan, menilik wajah Ri Rin yang menurutnya sangat anggun jika melupakan kepribadian 4Dnya

Mollayo, kupikir karena kelihatanya menarik”

Ri Rin hanya bengong dengan wajah datar dan mata yang menyipit menanggapi jawaban Jong In yang sangat tidak Romantis pikirnya.

“Awalnya aku terkejut, ku pikir kita seusia” tambaah Jong In.

Mwo? Maksudnya kau pikir aku anak SD?”

“ Tidak Sopan!” tandas Ri Rin kesal yang hanya bisa berakhir meratap.

Jong In meraih kantung Daebokki dari tangan Ri Rin dan menyantapnya satu persatu “Habisnya Noona kelihatan seperti itu” celetuknya masih dengan mulut yang penuh.

‘Ternyata, dia pikir aku anak SD ya. . .’ ujar Ri Rin dalam diamnya mencoba berfikir rasional.

“Maaf karena aku anak SMA” sahut Ri Rin yang memecah keheningan.

Nde? Noona tidak perlu meminta maaf, karena akupun hanya sekenanya saja berfikir begitu” balas Jong In yang menangkap perasaan bersalah Yeoja di samping nya.

“Habisnya~ kita…” Ri Rin menggantung ucapanya

“Apa jika SMA juga tidak apa – apa?” tambah Ri Rin cepat.

Wajahnya seketika kembali murung bisa di pastikan ada begitu banyak kemelut yang menghantui otaknya yang sudah beberapa hari ini seperti di paksa berfungsi.

“Soal seperti itu aku tidak begitu memusingkannya” ungkap Jong In.

Ri Rin seolah bangkit. Kembali menatap Jong In dengan tatapan fokusnya seolah terhipnotis“Ah, Geurae. . .”

Jong In  membuka tutup cola yang di genggamnya“Lagi pula selama ini aku sering mendapati, orang yang meski lebih muda tapi sifatnya sangat dewasa, sedangkan yang lebih tua juga ada yang sifatnya seperti anak – anak”

“Menurutku usia tidak selalu ada hubungannya” ucap Jong In kemudian menuguk cola melepas dahaga. Sadar akan mata yang masih terus memandangnya intens Jong In melirik Ri Rin dengan ekor matanya.

“Wae?” tanya Namja itu.

Ri Rin membalas dengan menyungging kan sebuah sebuah senyuman “Jong In itu hebat yah”

“Apanya yang hebat?” gumam Jong In sembari memandang Eye Smile Yeoja di sampingnya, yang bahkan baginya sedetik pun ia tak bisa mengalihkan pandangan dari senyuman manis itu.

“Apa yah? Persisnya––– pandangan hidupnya!” jawab Ri Rin dengan wajah berbunga – bunga menggambarkan ketertarikannya.

“Noona , benar – benar orang yang aneh” tanggap Jong In

Ri Ri Pov

Tak henti – hentinya mataku terfokus menatap Jong In. Bodoh rasanya bahwa sampai tadi aku masih sempat merasa bingung akan perasaan dan hubungan ku saat ini dengannya. ‘Usia tidak ada hubungannya’ jika bersama Jong In, aku benar -  benar merasa seperti itu.

‘Apa tuh Phedopholia, kalau Caugar memangnya kenapa––– Yeoja Chingu dari anak SD juga tak apa – apa kan!!’

***

Author Pov

“Kencan Bareng”

“Kencan Bareng”

“Kencan Bareng”

Kata – kata itu terus dilontarkan kedua sahabat Ri Rin yang berhasil menghadangnya di koridor setelah Ri Rin berusaha mati –matian tidak terjadi kontak di antara mereka saat di kelas. Tapi harapannya seketika pupus tak kala keduanya menyergap Ri Rin saat mengendap – ngendap ke kantin.

“A…u…be..lum” ungkap Ri Rin seolah berada dalam vibration mode.

Minah dan Chorong saling berpandangan “Sudah kuduga” ungkap Minah

Geurom–––” gantung Chorong.

 “Hari ini, kami akan pergi memintanya langsung”

Wajah polos keduanya berubah terganti mimic berbunga – bunga. Sedangkan Ri Rin masih dengan tatapan syok khasnya, mulut yang terbuka penuh tak bisa berkata – kata.

“Hehe… sebenarnya kami hanya ingin mengobrol dengan Jong In” ungkap Minah.

Chorong ikut menambahkan “Belum pernah ketemu, benar – benar penasaran yah kan!”

Dibalik perbincangan riuh Minah dan Chorong tanpa disadari oleh keduannya. Ri Rin bahkan  tak menaruh perhatian ke perbincangan mereka, ia masih bergelut dengan pikirannya sendiri.

 “Whoo~ mahasiswa, Daebaak!”

Perlahan Ri Rin mencoba untuk membuka mulut, sembari menarik nafas dalam. Sudah ia putuskan harus mengatakannya.

‘Hyaa~ Park Ri Rin kau harus mengatakannya’ tekatnya dalam hati.

Ige… Sebenarnya!”

Ne?” keduanya teralih menatap Ri Rin intens.

Tatapan penantian mereka akan ucapan Ri Rin justru memacu imajinasinya, menimbang – nimbang apa yang akan menantinya didepan jika ia sungguh mengungkapkan kebenaran.

‘HWAA~~ JONG IN ANAK SD’

‘JINJJA?’

‘Hwa… haha… Namjachingu Ri Rin katanya anak SD’

‘Haha… Merah putih…’

‘Phedophil kan?’

Ri Rin kau membuat kami malu’

Ri Rin membayangkan betapa syoknya sahabat – sahabatnya itu nantinya belum lagi di tambah ledekan –ledekan yang akan sangat mengganggu dari kaum Namja kelasnya yang sangat kekanak – kanakan.

ANDWEDE~~!!” jerit Ri Rin lolos.

RiRin hanya menelan ludah kasar ditambah senyum bodoh, menanggapi respon kebingungan Chorong dan Minah paska teriakan histerisnya.

‘Aku tidak bisa bilang’
***

“Pura – pura menjadi mahasiswa?”

Mianhae~ Temanku sudah datang, sampai disana aku tidak bisa menolak, karena mereka memaksa. Aku ingin kau menutupi seperlunya” keluh Yeoja bertubuh mungil itu.

Jong In  megerutkan kening menatap lurus Yeoja dihadapannya “Menutupi?”

Jebal~” mohon Ri Rin dengan kedua tangan yang terpaut rapat.

***

Minah dan Chorong tersenyum riang sepenuhnya tersipu memandang Namja di hadapan mereka. Sedangkan Ri Rin yang duduk di sebelah Jong In hanya ketegangan yang terukir di wajah cantiknya.

“Kuliah menyenangkan, ya?”

“… Biasa saja” jawab Jong In sewajarnya

“Aaah, aku juga ingin cepat – cepat lulus dan masuk Universitas” seru Minah.

Oppa! apa suka kencan bareng? Double date?”

“Tidak begitu suka”

“Ehhh? Jebalyo! Namjachingu ku cukup tampan dan baik sepertimu Oppa! Ne?” mohon Chorong.

“Lain kali yah”

“Heeh? Lain kali? Kapan?”

Jong In hanya menatap kopi dan kepulan asapnya dengan tatapan kosong. Ditambah seutas senyum kecil yang berusaha dibuatnya setulus mungkin namun justru senyum lirih yang dihasilkannya.

“Kapan – kapan” lontar Jong In singkat.

“Kapan – kapan tuh, kapan”

“Kapan ya…”

Ri Rin mengangkat wajahnya, melayangkan pandangan ke Namja di sampingnya. Entah kenapa memandang  Jong In dengan keadaan seperti itu, membuat Ri Rin merasakan sakit di dalam sana, semakin membuat matanya memanas.

***

Pintu EXO Coffee Shop terbuka perlahan, memunculkan tiga Yeoja di baliknya.

“Waah, diluar dingin”

“Hwaa~ Daebak! Ternyata Jong In benar – benar keren”

“.. Ah, Ne…” sahut Ri Rin singkat

Ri Rin benar – benar kesulitan harus bersikap seperti apa menghadapi situasi ini yang baginya saat ini sungguh memusingkan.

Namjachingu itu memang seharusnya yang lebih tua yah”

“Hyaa~ kau sebaiknya putus saja dengan Ilhoon” tegas Minah dengan sedikit menyikut lengan Chorong.

Andwe!! Dia juga lebih tua dari ku Minah-ya jongmal” kilah Chorong.

Celotehan teman – temannya semakin membuat Ri Rin tertekan, perlahan ikut angkat bicara mencoba mengungkapkan hal yang sebelumnya belum sempat diutarakannya.

 Ige…” Ri Rin berucap pelan yang sebenarnya belum bisa mengalihkan perhatian kedua temannya yang asik dengan obrolannya.

“Jong In sebenarnya” lanjut Ri Rin sembari memejamkan matanya menahan hasrat dan ketakutannya.

Sementara Chorong dan Minah masih gaduh “Hyaa~ kami terpaut dua bulan ohhh!!” pekik Chorong

“Aiisss dasar kau pabo~ ” sinis Minah yang sesungguhnya tanpa tersadar olehnya ia mengucapkan sebuah kata yang sacral bagi Chorong, temannya itu benar – benar tidak suka dengan kata ‘Pabo’ yang baginya merupakan kasta terendah yang ada dalam tatanan kehidupan -_-

Ri Rin menyambung kalimat yang telah berusaha di rangkainya, dan tanpa fikir panjang lagi kata –kata itu lolos dari mulutnya

“Dia murid SD” desis nya pelan.

“HYA~~! APA YANG KAU KATAKAN!?” Chorong berteriak nyaring tepat di depan Ri Rin

“Ulangi sekali lagi perkataan mu” tambah Yeoja tinggi itu sinis.

Tekanan yang kuat benar – benar di rasakan seorang Park Ri Rin, melihat respon sahabatnya setelah pengakuan yang telah ia lakukan. Ia tidak sampai pikir Chorong bahkan akan semarah ini, dia memang kesulitan dalam berfikir hal – hal rumit.

Dengan bibir yang bergetar, kembali ia mencoba bersuara “Jong In…”

Aniya~  mian…Hwaaa~~~~ Rin-ah Annyeong

Ri Rin mendengar desahan pelan Minah yang sedetik kemudin berganti teriakan bersamaan dengan sosoknya yang hilang entah kemana.

Buru – buru Chorong menggapai tangan Ri Rin tergesa “Rin-ah aku akan membalas dendam ku pada Minah, Annyeong! Kau bersantailah, Ne!” meninggalkan Ri Rin yang terpatung.

 “Bwoya? Mereka tidak mendengarku? –––– Tapi, syukurlah, hampir saja”

DEG

Ri Rin merasakan pintu dibelakangnya terbuka. IQnya sekali lagi memang tidak tinggi, tapi diyakininya itu satu – satunya Namja -ehm ralat- ‘Anak’ yang berhasil mencuri hatinya, Kim Jong In.

‘Andwee, apa Jong In dengar’ Ri Rin bergidik ngeri memandang Jong In takut – takut.

Jong In perlahan menghapiri Ri Rin tanpa melepaskan kontak mata mereka

Noona, Apa aku sudah bisa pulang?” Tanya Jong In santai, beruntung ia tak mendengar perkataan Ri Rin sebelumnya.

Nde? Ahh… Ne, Mianhe soal yang tadi” ucap Ri Rin masih terbata – bata.

Jong In hanya membalasnya dengan seutas senyum lembut ke Yeoja dihadapannya.

Ri Rin kembali mendapati mata Jong In yang seolah menerawang jauh “Apa kau  marah?” Tanya Ri Rin hati – hati.

Hanya balasan singkat yang keluar dari mulut Jong In “Aniya…”

Jinjja? –––Marah~~” Air mati itu lagi – lagi keluar di tambah isakan bodoh yang keluar dari mulut Ri Rin

Noona, aku tidak marah. Bukankah kau tau aku memang selalu begini?” rutuk Jong In melihat kelakuan aneh Ri Rin.

Noona jangan menangis lagi! Uljimayo bujuk Jong In yang masih mendapati wajah murung Ri Rin dengan mata yang berair.

“… Jongmal Mianhae”

Nan gwaenchanayo, keunde aku tidak terlalu pandai berbohong, berikutnya mungkin kita akan ketahuan…Uljimayo Noona” ungkap Jong In terus terang.

 Ri Rin mengangkat wajahya “Ne… Besok aku akan bilang yang sebenarnya pada semua…”

“… pasti bilang” tambah Ri Rin

Raut Jong In berubah, ia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya mendengar ucapan yang dilontarkan Ri Rin barusan. Di pandangnya intens wajah cantik Ri Rin yang sembab seakan penuh rasa bersalah akan dirinya.

Ri Rin merasakan sesuatu mendarat mulus di puncak kepalanya. Sebuah sweater pastel yang kelihatannya sangat hangat. Sweter yang sebelumnya di pakai Jong In.

“…Mwo…?”

“Kurasa, kelihatannya dingin”

Jong In ––––– Aku benar – benar manusia yang menyedihkan’ desis Ri Rin di dalam hatinya.

Ri Rin menghirup lekat aroma mint dari sweater di genggamannya sembari memandang siluet Jong In yang perlahan menghilang dari pandangan.

***
Keesokan paginya di Chungdam High School, seorang Yeoja dengan langkah pasti melewati koridor kelas, kedua tangannya mengepal di tambah mimik serius yang tak cocok dengan wajahnya yang tentu saja menambah kesan anehnya. Bagaimana tidak aneh Yeoja yang selalu riang bahkan jika belum mengerjakan tugas dari guru killer, belakangan ini selalu terlihat gusar dan menyedihkan tak jarang mata siswa – siswi memperhatikan tingkah takbiasanya.

Ani, Aku harus benar – benar mengatakannya” ungkap Ri Rin dalam hati.

Aku hanya menyusahkan Jong In saja jika terus. . .

“Ri Rin –ah~~ Park Ri Rin”

Celoteh – celotehan Ri Rin dalam hati terusik oleh suara cempreng Minah yang seperti sedang kesurupan memanggilnya -__-

“Rin-ah, apa benar Jong In itu anak SD?”

“Mereka katanya melihat Namja yang waktu itu bersama mu kemarin memamkai seragam SD”
-
-
-
-
TBC
                                                                                                                                           
Akhirnya TBC  setelah berabad2 -___-^

Ngebuat FF itu butuh waktu berjam – jam bahkan bisa jadi berhari – hari, tapi kamu cuma butuh waktu ga lebih dari 5 menit untuk menghargai karya Authonya sendiri, hanya dengan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda terima kasih atau apalah -____-“ Selebihnya terima kasih yang sudah nyempetin baca sampai di chapter 3 T,T jongmal gomayo~~ next chap segera menyusul!!(Segera ini maksudnya banyak yahh)  Rencananya next chap langsung FIN di tunggu yah ^^